Sabtu, 23 Oktober 2010

LKSM 2010 : The Journey

Report LKSM Journey 2 Oktober 2010
Oleh F.X. Kevin Lineria, Ilmu Komunikasi, Staff HPD LKSM 2010

Berbicara mengenai LKSM 2010 memang tidak ada habisnya. Ada saja cerita seru dan menarik yang selalu menambah wawasan. Setelah melalui acara yang pertama, tibalah hari kedua pada tanggal 2 Oktober 2010. Pada hari itu, para peserta akan melakukan LKSM Journey. Disini peserta akan terjun langsung ke lapangan untuk studi kasus melihat kehidupan masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan, yaitu di Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Sebelum berangkat ke Bantar Gebang, para peserta mendapatkan pembekalan terlebih dahulu dari Bang Yustisia Rahman, Alumni Pusgerak ke-1 BEM UI tahun 2003. Mereka dijelaskan mengenai Pemahaman Masalah Ekonomi, Sosial, dan Budaya. Setelahh 2 jam mendapat pengetahuan yang bermanfaat,saatnya peserta berangkat ke Bantar Gebang dengan menaiki Bikun tercinta.^_^. Dikarenakan perjalanan yang kurang lancar (baca: macet),  membuat waktu perjalanan kami lebih lama menjadi 1,5 jam. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan semangat dan antusiasme pes  erta, mereka mengisi perjalanan dengan bercerita pengalaman masing-masing, bercanda, dan ada juga yang tertidur.hihihi....
Akhirnya, sampailah rombongan LKSM 2010 di Tempat Pembuangan Akhir Bantar Gebang, Kota Bekasi. Begitu turun dari Bikun, aroma tak sedap segera menghampiri kami. Uupss, tetapi kita diberitahu untuk t idak menutup hidung, katanya sih supaya tidak menyinggung perasaan penduduk setempat. Terpaksa kami harus membiasakan diri dengan kondisi tersebut, sekaligus ikut merasakan “penderitaan” mereka. Setelah briefing dengan para panitia, kami menuju suatu tempat yang berupa yayasan Taman Bacaan AL-Quran (Al-Muhajirin) yang sudah 2 tahun didirikan oleh pasangan suami – istri, bapak dan ibu ...... Pasangan yang berhati mulia tersebut hidup dengan sangat bersahaja ditengah tumpukan sampah yang kian meresahkan. Namun, hal tersebut menjadi pemicu semangat mereka untuk membantu warga sekitar keluar dari kebodohan yang identik dengan kemiskinan dan kekufuran melalui pendidikan. Sampai saat ini sudah ada kurang lebih 100 anak kecil dan remaja dan 20 tenaga pengajar sukarelawan yang tergabung dalam yayasan tersebut.
Setelah para peserta berbincang-bincang dengan bapak dan ibu ...... mengenai masalah-masalah yang ada di tempat tersebut, peserta dibagi menjadi 2 kelompok yang masing-masing dipegang oleh Kak Sakti Lazuardi dan Kak .... sebagai men  tor. Peserta dipersilahkan untuk menentukan sekaligus mengobservasi sendiri masalah yang akan mereka bahas dalam presentasi disesi selanjutnya. Kelompok pertama yang terdiri dari Naimah, Chandra, Kenny, Ucup, dan Prima  memilih untuk membahas masalah pendidikan di sana. Kebetulan terdapat sebuah sekolah yang menjadi satu-satunya tempat belajar anak-anak. Sekolah tersebut merupakan sumbangan dari pemerintah Je  pang. Berbeda dengan kelompok 1, kelompok 2 yang terdiri dari Gilang, Rinus, Ovy, Riri, dan Dicky mengangkat tentang pemenuhan hak ekosob penduduk bantar gebang melalui pengembangan pendidikan dan keterampilan strategis.
Tiga jam berkeliling-keliling melihat realita kehidupan dan gambaran sebagian masyarakat Indonesia, para peserta kembali ke base camp panitia untuk bersiap-siap kembali menuju Depok. Setelah berpamitan dengan bapak dan ibu ..... kita menuju Bikun dan tidak lupa berfoto-foto ria dulu. Hehehe, maklum pada narsis semua, biar di tempat sampah juga. Wkwkwkkwk...
Pengalaman, pengetahuan, dan pelajaran berharga tak hanya kami dapatkan, tetapi banyak juga dari kami yang semakin maknai apa arti kehidupan yang sebenarnya. Hei mahasiswa Indonesia..... Buka mata kalian!! inilah relaitas kehidupan negeri ini. Sudah saatnya kita semua beraksi dan bukan hanya bermimpi merubah keadaan negeri ini. Karena masa depan ada ditangan kita.
 
Sekian dan Terima Kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar